Letih lesu and beban berat itu adalah hal yang biasa. Selalu dialami tiap orang, terutama yang kerja berat. Bukan hanya badan yang cape, tapi pikiran juga. Ga’ jarang bisa buat orang jadi “tu-la-lit”. Kadang mereka jadi ga’ bisa mikir jernih. Ga’ jarang bawaan-nya marah-marah terus. Di saat-saat kaya gitu, kalo ada yang mo discuss sesuatu sama mereka, you better postpone it. Find another rite time.
Yesus kasih ayat ini untuk mereka yang lagi cape, baik pikiran maupun badan. Tapiiiii, sayangnya banyak orang salah artiin ayat ini. Arti sebenarnya dari ayat ini adalah: datang pada-Ku, Aku charge kamu sampe full. Sehingga beban kamu yang tadinya berat ga’ lagi terasa berat, karena kamu sudah fully charge. Itu arti yang bener! Tapi kebanyakan orang buat yang lain. Saat mereka uda banyak beban, masalah numpuk, pikiran ga’ karuan, mereka datang sama Tuhan and bilang, “Tuhan, aku tau Kau mampu menyelesaikan semua masalahku. Karena Kau selalu membuat segalanya indah pada waktunya.” Lho koq enak?!
Kita yang buat masalah, koq malah Tuhan yang suruh selesain. Kita-nya malah ga’ usaha, ongkang-ongkang kaki aja. Eh nyadar! Lu kata Tuhan pembantu?! Yang Tuhan maksud, ada saat dimana kita harus undur dari semua problems kita. Charge diri kita and then take the same challenges. We need to collect our strength. Setelah we get our strength back, then finish our problems.
How shall we rest in God? By giving ourselves wholly to him. If you give yourself by halves, you cannot find full rest; there will ever be a lurking disquiet in that half that is withheld. Martyrs, confessors, and saints have tasted this rest, and “counted themselves happy in that they endured.” A countless host of God’s faithful servants have drunk deeply of it under the daily burden of a weary life—dull, commonplace, painful, or desolate. All that God has been to them he is ready to be to you. The heart once fairly given to God, with a clear conscience, a fitting rule of life, and a steadfast purpose of obedience, you will find a wonderful sense of rest coming over you.
No comments:
Post a Comment