January 09, 2008

Stop Dating The Church


Buku ini ditulis sama Joshua Harris. Kalo yang suka baca buku pasti tau. Ini buku ketiga yang dia tulis. Berbeda dengan kedua buka sebelumnya yang membahas tentang relationship, buku ini membahas tentang gereja. Gw pengen share sedikit aja. Point-point yang penting, yang bagi gw sangat membantu kita dalam menentukan gereja yang pengen kita jadiin ‘rumah’ kita.

Banyak dari kita yang punya kebiasaan pindah-pindah gereja. Gw dulu juga gitu. Tiap minggu gereja-nya beda, ga’ pernah tetap. Sampe akhirnya gw “jatuh cinta” sama JPCC, and mutusin tuk nancepin akar gw and bertumbuh disitu. Orang berpindah gereja banyak alesannya. Ada yang pengen nyari pujian yang hebat, ada yang pengen cari kotbah aja, ada yang pengen suasana gereja yang khusyuk, ada juga yang cuma pengen nyari pasangan. Apapun alesan mereka, semua alasan itu sama sekali tidak dibenarkan. Tuhan pun pengen kita netap di satu gereja and bertumbuh di dalamnya. Malaikat juga pusing kali kalo tiap minggu liat kita di gereja yang berbeda terus…hahaha.

Guys, ga’ ada gereja yang sempurna. Ps Jeffrey bilang, kalopun ada gereja yang sempurna, maka gereja itu bisa menjadi tidak sempurna karena kita masuk ke dalamnya. Kenapa?? Karena kita-nya yang ga’ bener. Selama gereja itu masih di-manage sama manusia, maka ga’ ada yang sempurna. Gereja itu menjadi sempurna karena Yesus hidup dan berdiam di tengah-tengah jemaat. Karena gembala gereja itu takut akan Tuhan. Mereka setia mengajarkan kebenaran FirTu pada jemaat. Gereja itu menjadi gereja yang punya fellowship yang kuat antar jemaat. Semua hal itu yang membuat Tuhan begitu memberkati gereja.

Tips dari Joshua Harris dalam mencari gereja: carilah gereja yang bener-bener mengabarkan Injil Tuhan. Kebanyakan pendeta sekarang hanya menggunakan Injil di awal kotbah, lalu seterusnya mereka berkotbah tuk menyampaikan pendapat pribadi mereka, pokoke untuk kepentingan pribadi. Cari gereja yang bener-bener menggunakan FirTu sebagai landasan gerejanya.

Meleburlah ke dalam gereja kalian. Sebagai Usher, Singer, Kolektan, ato bahkan hanya sebagai pengatur kursi. Dengan bergabung, maka kalian bisa mengeluarkan semua ide-ide kalian. Apa aja uneg-uneg kalian. Apa yang kalian suka and ga’ suka. Sebuah gereja bisa berkembang besar karena jemaat-nya. Semua saran, kritik and opini dari jemaat-lah yang membuat gereja menjadi semakin baik.

Kebanyakan dari kita bisanya hanya meng-komplain kejelekan gereja, padahal aslinya gereja itu baik-baik aja. Hanya karena gereja itu ga’ bisa memberi apa yang kita mau. Waktu gw share mengenai sakit hati sama gereja gw yang lama, Kak Ricky hanya kasih satu kata sebagai nasehat, “INVOLVE”!! Yeah, get involve with your church. Kalo kita hanya bertindak sebagai churchgoers (tiap minggu hanya datang terus pulang), then what you desire won’t come true.

Find your one and true church. Get involve in it. Keep on growing. Find yourself a cell-group. Reach souls. Kalo kata Joshua Harris, jangan hanya “mengencani” gereja, tapi kita harus “menikahi” gereja kita. Bagi kalian yang masih suka GKJ (Gereja Kristen Jalan-jalan), I suggest you buy this book, Stop Dating The Church. Buku ini bakal sangat membantu kalian finding your church. Versi bahasa indo-nya uda keluar. Bisa di-dapatkan di toko buku Kristen terdekat. Koq gw jadi promosi ya??? Hahahaha.

1 comment:

Anonymous said...

yang mo belajar cara ilangin sifat pemarah, you can ask cen. FYI, dia ini dulu pemarah abs!! kerjanya cuma marah, ngambek n cemberut.

tp skrg, dia itu sabar banget..nget. saking sabarnya smp tll srg digoblokkin org. tp asli, dia slh satu makhluk yersabar yg prnh gw temuin.