January 09, 2008

Madness

Kemarahan sering dipandang sebagai sesuatu yang negatif, jadi sebisa mungkin dihindari. Apalagi kita sebagai anak Tuhan, oh kalo bisa jangan sampe marah deh. Padahal, siapa yang bilang kita ga’ boleh marah?! Itu salah! Marah itu ga’ selalu buruk kaleee…

Ada marah yang buruk. Itu lho, kalo marah lalu disimpan, terus numpuk, sampe suatu saat ga’ bisa ditahan lagi, terus meledak. Bahkan ada yang sampe sakit hati, terus jadi dendam kesumat. Nah marah model itu tuh yang ga’ boleh. Marah model ini malah nge-rugiin diri sendiri.

Marah juga buruk kalo cara dan sasaran pelampiasannya tidak tepat. Misalnya, kita marah sama si A, tapi si B yang kena sasaran. Orang ngajak bercanda dianggap ngejek, terus ngajak ribut. Pelampiasan kemarahan kaya gitu biasanya dilakukan sama orang yang tidak berdaya tapi pengen keliatan bergaya.

Guys, marah itu ga’ selalu buruk. Kita itu sebetulnya perlu marah lagi. Tuk ngelepasin semua uneg2 yang ada di hati, biar ga’ jadi bibit akar pahit. Jadi boleh marah ga’ sih? Oh, silakan. Kalo memang perlu. Yesus aja pernah marah coy (Markus 10:13-16). But, one thing you should remember, pesan Rasul Paulus, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu” (Efesus 4:26)

Artinya, marah sih oke2 aja. Ada saatnya kita harus marah, tetapi jangan berkepanjangan. Apalagi kalo sampai diiringi kebencian dan keinginan untuk membalas dendam. Kalo uda selesai marahnya, ya uda. Lupakan yang uda berlalu, mulai lagi yang baru. Tuhan memberikan kepada kita akal sehat, bukan hanya emosi.

Dalam bahasa Yunani ada satu istilah praus, yang artinya lemah lembut. Orang yang Praus adalah orang yang tidak suka marah, tetapi pada saat yang diperlukan ia juga bisa marah. Yesus menyebut orang yang lemah lembut (praus) sebagai orang yang berbahagia (Matius 5:5).

Thanx to Ayub Yahya, that make me understand about Anger & Madness.

No comments: